Diam-diam ke China, Elon Musk Picu Beragam Spekulasi
Tesla tengah menghadapi perang harga yang kian sengit dengan kendaraan-kendaraan listrik merek China yang lebih murah.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·5 menit baca
BEIJING, SENIN — Kunjungan diam-diam CEO TeslaElon Musk ke Beijing, China, di tengah pameran kendaraan listrik terbesar negeri itu memicu beragam spekulasi. Ia diperkirakan akan membahas peluncuran perangkat lunak full self-driving (FSD) atau mobil swakemudi sekaligus meminta izin untuk mentransfer data dari China ke luar negeri. Spekulasi lain memperkirakan, ia penasaran dengan mobil listrik pertama yang diluncurkan raksasa teknologi China, Xiaomi.
Musk tiba di Beijing, Minggu (28/4/2024). Media Pemerintah China, CCTV, melaporkan, Musk bertemu Perdana Menteri China Li Qiang. Dalam pertemuan itu, Li mengatakan, perkembangan Tesla di China adalah contoh sukses kerja sama ekonomi dan perdagangan China.
”Saya merasa terhormat bisa bertemu dengan Perdana Menteri Li Qiang. Kami sudah saling kenal selama bertahun-tahun, sejak awal masa Shanghai,” tulis Musk di media sosial X saat ia muncul dalam foto Li.
Kunjungan Musk yang mendadak dan diam-diam bersamaan dengan saat Beijing menjadi tuan rumah salah satu pameran otomotif terbesar di dunia, Auto China 2024. Komentar di Weibo, media sosial China, menyebut Musk ingin menguji coba SU7, model mobil pertama yang dirilis Xiaomi awal tahun ini. Masuknya Xiaomi ke sektor kendaraan listrik membuat persaingan Tesla di China semakin berat.
Sumber yang tak bersedia disebut identitasnya menyatakan kepada kantor berita Reuters, kedatangan Musk terkait rencana peluncuran mobil Tesla versi swakemudi atau FSD. Pada awal April 2024, Musk mengatakan kemungkinan segera menyediakan FSD di China saat menjawab pertanyaan di X.
Tesla mencapai kesepakatan dengan otoritas China untuk membangun pabrik di Shanghai pada 2018. Pabrik ini merupakan pabrik pertama Tesla di luar Amerika Serikat. Namun, sampai sekarang, Tesla belum menyediakan fitur FSD di China. Padahal, teknologi itu sudah dirilis empat tahun lalu.
Saat ini, China merupakan pasar terbesar kedua Tesla. Tahun ini dominasi Tesla kalah dan diungguli produsen mobil listrik China, BYD (Build Your Dream).
Momen besar
Analis ekuitas di Wedbush menyebut kunjungan mendadak itu sebagai momen besar bagi Tesla. Masa depan Tesla dinilai bergantung pada ketersediaan FSD di China. Produsen mobil listrik lain di China telah berupaya mengungguli Tesla dengan meluncurkan perangkat otonomi. Salah satunya Xpeng.
”Valuasi Tesla di masa depan sangat bergantung pada FSD dan otonomi. Bagian kunci yang hilang dalam teka-teki itu adalah Tesla membuat FSD tersedia di China. Sekarang tinggal selangkah lagi,” kata Wedbush dalam laporan perusahaan yang dikirim melalui surat elektronik.
Sejak 2021, Tesla menyimpan semua data yang dikumpulkan oleh armadanya di China. Hal ini sesuai syarat yang ditetapkan regulator China. Namun, sejauh ini, Tesla belum mentransfer data apa pun kembali ke AS.
Menurut laporan Reuters, sumber yang tak bersedia disebutkan identitasnya itu mengatakan, Musk sedang mencari persetujuan untuk mentransfer data yang dikumpulkan di dalam negeri itu ke luar. Transfer data itu diperlukan sebagai bagian untuk melatih algoritma teknologi mengemudi otonomnya.
Kunjungan Musk ke China tidak diumumkan secara terbuka. Sumber-sumber berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk memberi informasi kepada media.
Valuasi Tesla di masa depan sangat bergantung pada FSD dan otonomi.
Tesla belum menanggapi permintaan komentar soal kunjungan mendadak itu. Pembahasan mengenai FSD dalam kunjungan Musk ke China juga belum terkonfirmasi. Dalam laporan tentang pertemuan Musk dengan Li, CCTV tak menyebutkan apakah keduanya membahas FSD ataupun data.
Sebelumnya, radio pemerintah melaporkan, Li mengunjungi pameran mobil Beijing akhir pekan lalu. Ia berkomentar bahwa mobil pintar dengan energi baru (NEV) China sangat diminati. Mobil-mobil pintar itu telah memperoleh posisi teratas di pasar China. Ia juga mengatakan, China harus bekerja keras dan mempertahankan keunggulannya tersebut.
Pada Minggu (28/4/2024) malam, asosiasi otomotif terkemuka China menerbitkan daftar 76 model mobil yang telah diuji dan terbukti memenuhi persyaratan keamanan data China. Di antaranya adalah mobil Model Y dan 3 Tesla.
Tantangan berat Tesla
Lawatan Musk ke China terjadi setelah dia membatalkan rencana kunjungan ke India untuk bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi. Musk membatalkan kunjungan itu dengan alasan kewajiban Tesla yang sangat berat.
Baru-baru ini, perusahaan tersebut mengumumkan akan memberhentikan 10 persen pekerjanya secara global pada bulan ini. Keputusan itu diambil setelah penjualan Tesla merosot. Tesla tengah menghadapi perang harga yang kian sengit dengan kendaraan-kendaraan listrik merek China yang lebih murah. Saat ini, merek-merek China berhasil unggul.
Kondisi Tesla semakin berat karena regulator keselamatan mobil AS membuka penyelidikan terkait serangkaian kecelakaan yang melibatkan mobil swakemudi Tesla. Penyelidikan itu diikuti penarikan lebih dari 2 juta unit Tesla.
Penarikan kembali secara besar-besaran pada Desember 2023 dilakukan untuk memasang perlindungan peranti lunak otopilot terbaru guna meningkatkan keamanan. Penyelidikan itu terkait apakah langkah Tesla sudah memadai untuk mencegah kecelakaan.
Selain dengan Li, Musk juga bertemu dengan penyelenggara pameran otomotif Beijing, Ren Hongbin, yang juga mengepalai Dewan China untuk Promosi Perdagangan Internasional. ”Senang sekali melihat kendaraan listrik mengalami kemajuan di China. Semua mobil akan menjadi mobil listrik di masa depan,” kata Musk dalam video yang diunggah di media sosial.
Tesla telah menjual lebih dari 1,7 juta mobil di China sejak memasuki pasar 10 tahun lalu. Penjualan terbesar secara global terdapat di Shanghai.
Wakil Presiden Tesla Grace Tao, yang bertanggung jawab atas hubungan eksternal di China, mengatakan, teknologi penggerak otonom akan menjadi mesin pertumbuhan baru untuk industri kendaraan listrik. Menurut Tao, Tesla unggul dalam penelitian dan pengembangan kendaraan otonom.
Teknologi yang digunakan adalah jaringan saraf ujung ke ujung. Penelitian itu dikembangkan dengan data yang telah dikumpulkan dari jutaan mobil di jalan.
Pengamat industri mengatakan, lalu lintas China merupakan tantangan tersendiri bagi Tesla meluncurkan FSD. Hal ini karena lalu lintas China lebih rumit daripada negara-negara maju lain, di mana lebih banyak pejalan kaki dan pesepeda. Kondisi ini akan membuat pelatihan algoritma FSD untuk China harus memasukkan lebih banyak faktor dan skenario.
Pekan lalu, lewat X, Musk mengatakan bahwa Tesla akan memperkenalkan model kendaraan otopilot baru yang lebih murah menggunakan pelantar kendaraan listrik. Ia juga menyebut soal taksi robot yang tak perlu pengemudi atau robotaxi. Robotaxi, kata Musk, akan dia ungkap pada 8 Agustus 2024.
Penurunan penjualan Tesla pada awal tahun ini membuat harga saham Tesla merosot hampir 30 persen. Pasar modal cemas terhadap pertumbuhan perusahaan itu pada masa mendatang. Pendapatan Tesla turun untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19 pada 2020.