Jadi Musafir demi Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan
Warga diaspora Indonesia rela menempuh perjalanan darat berjam-jam demi menyaksikan ”Garuda Muda” bertarung.
Demi mendukung tim Indonesia U-23 berlaga pada Piala Asia U-23 di Doha, Qatar, Hartoyo Sudiro (42) sekeluarga rela menjadi musafir. Mereka bolak-balik dari Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, ke Qatar. Hartoyo bersama istri, Aprilianita, dan dua anaknya yang berusia 9 dan 14 tahun pergi dari Abu Dhabi ke Qatar dengan mobil.
”Kami jalan darat dengan mobil ke Qatar lewat Arab Saudi selama delapan jam. Jadi, harus melewati tiga perbatasan yang berlapis-lapis sejak di UEA, Arab Saudi, hingga Qatar. Perjuangan untuk mendukung timnas luar biasa, deh. Tetapi, kami sangat senang,” ujar Hartoyo yang sejak 2013 bekerja di Abu Dhabi sebagai geolog di perusahaan minyak dan gas, Minggu (28/4/2024), melalui saluran telepon.
Hartoyo sudah bolak-balik UEA-Qatar tiga kali sejak Januari saat berlangsung ajang Piala Asia senior. Jarak tempuh tidak menjadi masalah. Yang membuat ribet karena harus melalui tiga pemeriksaan, mulai dari paspor sampai bea cukai.
Untuk menonton partai semifinal Indonesia versus Uzbekistan, keluarga Hartoyo berangkat dari Abu Dhabi pada Sabtu (27/4/2024) pagi. Senin (29/4/2024), Hartoyo mengambil cuti agar bisa menonton timnas. Setelah itu pulang ke Abu Dhabi dan paginya langsung bekerja. ”Tapi, anak-anak terpaksa bolos sekolah. Nggak apa-apa, demi timnas yang mainnya bagus sekali,” kata Hartoyo.
Ketika Indonesia melawan Jordania, waktunya lebih ideal bagi Hartoyo sekeluarga karena laga berlangsung hari Minggu. Selesai pertandingan, mereka langsung pulang. ”Paginya saya belum tidur langsung kerja,” katanya.
Untuk menonton partai semifinal, Hartoyo dan keluarga memilih menginap di hotel yang ditempati timnas. ”Itu kami lakukan karena anak saya yang besar ingin melihat Marcelino dari dekat,” tambah Aprilianita.
Baca juga: Generasi Terbaik Timnas Indonesia Selangkah Lagi Tercipta
Selain dia, setidaknya ada empat keluarga suporter Indonesia yang menginap di sana. Aprilianita menceritakan, hampir setiap hari ada saja suporter Indonesia yang datang ke hotel itu untuk melihat timnas. ”Bahkan tadi pagi (Minggu) ada sekitar 20 ibu-ibu diaspora Indonesia yang booking breakfast di hotel itu. Mereka sebenarnya belum tentu tahu sepak bola, tetapi karena euforia pada timnas Indonesia sedang tinggi, ya, ikut nonton juga. Kan, nggak banyak yang mengira Indonesia bisa berprestasi setinggi ini,” katanya diiringi tawa.
Ibu-ibu yang sebelumnya tidak suka sepak bola mendadak menjadi antusias. Mereka melakukan reservasi di restoran hotel tempat pemain timnas menginap. Kedatangan ”Garuda Muda” ke Qatar menjadi momen untuk menggelar arisan dan halalbihalal sesama warga Indonesia yang bermukim di jazirah Arab.
Video suasana di luar stadion saat pertandingan Indonesia vs Jordania
Untuk partai semifinal, lanjut Hartoyo, kemungkinan diaspora Indonesia di beberapa negara tetangga Qatar akan lebih banyak yang datang. Dia mendengar, Kedutaan Besar RI di Abu Dhabi akan menyiapkan bus untuk mengangkut suporter Indonesia dari Abu Dhabi. ”Tapi, yang paling banyak tetap penonton diaspora Indonesia di Qatar. Mungkin sekitar 85 persen,” ujar Hartoyo yang menyebut keluarganya sebagai pendukung fanatik timnas Indonesia sejak lama. Mereka selalu berusaha menonton timnas jika bermain di jazirah Arab meski waktu itu mainnya belum bagus seperti sekarang.
Untuk menonton timnas Indonesia di Qatar, keluarga Hartoyo menghabiskan jutaan rupiah dalam sekali perjalanan dari Abu Dhabi. ”Biaya bensin sekitar Rp 1,6 juta pergi pulang. Hotel kalau yang biasa saja sekitar Rp 1,2 juta per hari. Kalau tiket murah, hanya Rp 100.000 per orang untuk kategori I dan Rp 60.000 untuk kategori 2,” paparnya.
Baca juga: Indonesia Vs Uzbekistan, Shin Tae-yong Waspadai Transisi "Serigala Putih"
Mereka mendapatkan tiket lewat kelompok suporter Indonesia di Qatar, yaitu Garuda Ultras Qatar. ”Kalau beli lewat online susah. Sebentar saja pasti habis,” ujar Hartoyo yang juga menyaksikan laga-laga timnas senior di Piala Asia 2024 Januari lalu.
Video suasana di luar stadion saat pertandingan Indonesia vs Jordania
Apa rasanya jadi saksi sejarah yang menonton timnas secara langsung? ”Pastinya kami senang sekali. Ini luar biasa karena kami menonton timnas Indonesia sejak dulu. Tim yang sekarang membuat kita jadi memiliki kebanggaan. Dulu lebih sering menonton timnas kalah. Tapi, apa pun, menang atau kalah kalau permainannya bagus, pasti kita bangga,” ujar Aprilianita.
Hartoyo menuturkan, mereka senang sekali menjadi saksi sejarah. Hartoyo yang selalu mengikuti pertandingan timnas sejak masih bekerja di Jakarta kaget dengan cara bermain timnas sekarang.
”Waktu melawan Jordania, saya masih pesimistis karena Jordania tim bagus, tapi timnas Indonesia visioner, mentalnya bagus. Semua pemain bagus. Dulu waktu kita nonton timnas dan dibantai malu sekali. Orang-orang bilang it’s okay, man. Sekarang atmosfer dan euforianya beda banget. Semua optimistis (Indonesia) masuk final,” ujarnya.
Cuti setengah hari
Diaspora Indonesia di Doha, Qatar, Ekky Nugroho Mahardhika (35), bersama istri dan dua anaknya yang berusia 10 dan 12 tahun juga amat antusias menyaksikan laga Indonesia versus Uzbekistan. Ekky telah mengajukan cuti setengah hari kepada pemimpin perusahaan migas tempatnya bekerja. Cuti setengah hari itu khusus untuk menonton pertandingan Garuda Muda.
Video suasana di dalam stadion saat pertandingan Indonesia vs Jordania
Kebetulan jam sekolah anak di Qatar hanya sampai pukul 14.00 waktu setempat. Masih ada waktu bagi Ekky dan keluarga untuk berangkat ke stadion paling lambat pukul 14.30 waktu setempat. Semakin cepat sampai ke stadion semakin bagus agar mendapat tempat parkir yang dekat stadion.
Menurut Ekky yang tinggal di Qatar sejak 2020, tidak mudah mendapatkan tiket pertandingan timnas Indonesia. Tiket yang dijual secara online sangat cepat habis. Ekky dan keluarga mendapat tiket dari alokasi tiket yang didistribusikan oleh kelompok suporter Indonesia yakni Garuda Qatar. Perang tiket atau ticket war sungguh terjadi. Butuh perjuangan keras untuk mendapatkannya.
Baca juga: Dukung Indonesia U-23, Rekor Penonton di Qatar dan Nobar di Seluruh Indonesia
Warga Indonesia di Qatar juga membantu sesama warga Indonesia yang kesulitan mendapat tiket. Menurut Ekky, ada warga Surabaya yang pergi ke Qatar hanya untuk menonton pertandingan tetapi tidak punya tiket. Akhirnya warga Surabaya itu berhasil menyaksikan tim kesayangannya berkat bantuan tiket dari diaspora Indonesia di Qatar.
“Euforia warga Indonesia di Qatar sungguh gila. Kami murni ingin melihat timnas berprestasi karena haus dengan prestasi sepak bola,” ujar Ekky yang wajahnya kerap tersorot kamera televisi karena menggunakan baju batik Korpri saat menonton pertandingan timnas.
“Mulai dari babak penyisihan hingga perempat final saya selalu menonton. Sejak saya kuliah saya sudah menyukai timnas. Sekarang saatnya timnas berevolusi bersama pelatih Shin Tae-yong,” lanjutnya.
Ekky menuturkan, suporter Indonesia selalu melakukan persiapan jauh hari sebelum pertandingan. Ada tim “gebuk” yaitu suporter yang memainkan alat musik perkusi. Mereka berlatih sebelum hari H agar penampilannya prima. Mereka juga membagikan lagu dan yel-yel yang akan ditampilkan saat pertandingan. Dengan cara itu, penonton Indonesia yang tidak familiar dengan sepak bola menjadi familiar. Itulah yang membuat suporter Indonesia tampak kompak dan mampu menjadi “pemain ke-12” bagi timnas.
“Saya terharu melihat orang-orang di Indonesia mengadakan nonton bareng di mana-mana. Seramai itu. Saya merinding. Semua haus akan prestasi,” ucap Ekky.
Semoga harapan Hartoyo, Ekky, dan ribuan warga diaspora Indonesia di Qatar, UAE, Arab Saudi, menjadi kenyataan. Garuda Muda maju ke final, rebut tiket ke Olimpiade Paris!